Sabtu, 14 Januari 2012

Selamat datang di Toko Buku Jawa Online

     Sastra Jawa seperti ditengarai oleh banyak kalangan sebagai sastra daerah yang "Hidup segan Mati tak Mau" sepertinya mendekati kebenaran yang tak terbantahkan. Mayoritas pendudukan Indonesia yang bersuku Jawa ternyata tidak dapat menggantung sastra Jawa setinggi bulan, bahkan belum mampu meraih setinggi awan. Hanya setinggi angan-angan saja. Bukan karena masalah tingkat pendidikan orang Jawa! Orang Jawa banyak yang telah berpendidikan tinggi. Mereka banyak yang jadi pejabat, wakil rakyat, pengusaha, bahkan banyak yang menjadi Pegawai Negeri Sipil.
     Semuanya tak lebih dan tak kurang karena orang Jawa tidak semuanya menguasai bahasa Jawa. Banyak orang Jawa yang kesehariannya menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan anak-anak mereka pun sejak kecil sudah tidak bisa berbahasa Jawa. Orang tua anak-anak itu yang orang Jawa, tidak mewariskan bahasa Jawa karena mereka sendiri sudah tidak bisa berbahasa Jawa. 
Jika hal diatas terus terjadi, tidak bisa dipungkiri akan berimbas pada sastra Jawa. Bagaimana pun produk sastra Jawa sangat tergantung pada bahasa Jawa. Walaupun seandainya seluruh Indonesia ini dihuni orang Jawa, jika mereka sudah tidak bisa berbahasa Jawa, maka tidak akan ada lagi sastra Jawa.
     Melihat keprihatinan tersebut, beberapa tokoh penggerak sastra Jawa sudah mulai merapatkan barisan. Sebut saja Sanggar Sastra Jawa Triwida ( Tulungagung ), PPSJS ( Surabaya ), PSJB (Bojonegoro), OPSJ (Jatim,Jateng,DIJ) dan beberapa sanggar atau paguyuban lain yang masih banyak berserakan di tiga wilayah segitiga emas bahasa Jawa. 
Tampaknya pula hasil Kongres Bahasa Jawa I sd V maupun Kongres Sastra Jawa I sd III yang sudah terlaksana belum optimal menghasilkan keputusan yang tepat bagi arah perkembangan sastra Jawa. Terutama  pada keputusan strategis untuk pemberdayaan pemasyarakat bahasa Jawa melalui produk penerbitan. Memang ada dua majalah berbahasa Jawa yang masih eksis yaitu Jaya Baya dan Panjebar Semangat yang kedua-duanya kebetulan bermarkas di Surabaya Jawa Timur. Namun pilar utama mati hidupnya kedua majalah berbahasa Jawa tersebut adalah golongan tua dan sebagian dari anak-cucu golongan tua tersebut. Sedangkan para pemuda Jawa sendiri masih asing dengan sastra Jawa. Apalagi jalur pendidikan tidak memberi akses golongan muda di SMU untuk belajar bahasa Jawa lagi karena bidang studi bahasa Jawa berhenti pada tingkat SMP, walaupun pada perkembangan terakhir di beberapa SMU sudah masuk bidang studi bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal.
     JIka golongan muda Jawa sudah tertarik pada bahasa Jawa, satu langkah yang diperlukan adalah selalu mengajak mereka komunikasi. Dan yang paling tepat adalah komunikasi melalui media tulisan. Maka perlulah apa yang disebut buletin, majalah, buku, facebook, dan media komunikasi lainnya dalam bahasa Jawa. Beberapa sanggar dan paguyuban mulai mencoba menyiapkan kesemuannya. Sanggar Sastra Jawa Triwida sudah menerbitkan majalah penddidikan berbahasa Jawa yang diberinama "Jemparing". PSJB gencar menerbitkan buku kumpulan cerita pendek dan geguritan berbahasa Jawa. KSJ III di Bojonegoro menghasilkan kumpulan cerita pendek dan geguritan yang diberinama "Pasewakan". Sementara itu pengarang tenar sastra Jawa, Suparto Broto telah lebih dulu aktif menerbitkan novel-novel berbahasa Jawanya.
Memang semangat boleh bergelora, namun tujuan harus tercapai. Salah satu faktor tidak sampainya buku sastra Jawa pada golongan muda adalah tidak adanya akses untuk memudahkan mereka agar bisa mendapatkan buku-buku itu. Golongan muda kesulitan jika harus mencari siapa pengarang Jawa yang sudah menerbitkan buku. Toko-toko buku kaliber nasional sebangsa gramedia, toga mas, dll memandang sinis dan menolak ketika ditawari ikut menjualkan buku bahasa Jawa. Jadilah buku-buku sastra Jawa sepertinya langka, tetapi sebetulnya banyak menumpuk dirumah para pengarangnya.
     Buku-buku sastra bahasa Jawa mungkin memang dituntut untuk menciptkan sistem pemasaran sendiri. Dan salah satu usaha sebagai sarana pemasaran buku-buku sastra Jawa milik teman-teman pengarang bahasa Jawa, mungkin blog ini akan bisa sedikit membantu. Untuk itu silahkan teman-teman pengarang Jawa yang ingin menitipkan bukunya untuk dijual di blog ini bisa menghubungi saya!